Kalau boleh aku mau nitip masa depan yang tidak sempat kami benahi
Karena kami asyik sendiri mencari kebenaran untuk khayalan kami, dan lupa akan kebenaran untuk masyarakat kami.
Kalau kamu sanggup ingin kupercayakan padamu untuk menadahi air mata mereka yang bergelimang susah, suatu kerjaan yang kami tidak sanggup kerjakan karena kami sendiri banyak berkeluh kesah tentang hal-hal kecil.
Kalau boleh ceritakanlah padaku bagaimana indahnya matahari terbit pagi hari, suatu pemandangan yang mungkin kami lupa karena terlalu sering merutuki gelapnya malam.
Kami ini ingin berarti, ingin menjadi pembebas, ingin menjadi pencerah.
Namun kami memuja kesadaran kami sendiri, kami memuja sedikit kerja kami, kami ini mengagumi diri kami sendiri. Kami bertengkar sendiri satu sama lain.
Kini siapa lagi yang kuharap bisa menggantikan kami bermimpi selain dirimu? Aku tahu ini bukan suatu beban yang kualihkan padamu. Hanya dan hanya jika kesadaranmu sendiri yang memutuskan itu. Jika bukan dari hatimu sendiri yang menggerakkanmu, baliklah langkah dan pergilah pulang.
Cepatlah ubah dunia sebelum dunia mengubahmu
Sebelum rasa marah mengubahmu menjadi raksasa hijau
Sebelum rasa kecewa mengubahmu menjadi kering renta
Sebelum itu semua terjadi nyalakanlah sebanyak mungkin lilin,
Agar jika dirimu padam, telah ada nyala dari lilin-lilin lainnya.
Aku sendiri mungkin telah padam, dan dari nyalamulah akan kukenang cahayaku dulu.
https://aquinohayunta.wordpress.com/category/puisi/
Karena kami asyik sendiri mencari kebenaran untuk khayalan kami, dan lupa akan kebenaran untuk masyarakat kami.
Kalau kamu sanggup ingin kupercayakan padamu untuk menadahi air mata mereka yang bergelimang susah, suatu kerjaan yang kami tidak sanggup kerjakan karena kami sendiri banyak berkeluh kesah tentang hal-hal kecil.
Kalau boleh ceritakanlah padaku bagaimana indahnya matahari terbit pagi hari, suatu pemandangan yang mungkin kami lupa karena terlalu sering merutuki gelapnya malam.
Kami ini ingin berarti, ingin menjadi pembebas, ingin menjadi pencerah.
Namun kami memuja kesadaran kami sendiri, kami memuja sedikit kerja kami, kami ini mengagumi diri kami sendiri. Kami bertengkar sendiri satu sama lain.
Kini siapa lagi yang kuharap bisa menggantikan kami bermimpi selain dirimu? Aku tahu ini bukan suatu beban yang kualihkan padamu. Hanya dan hanya jika kesadaranmu sendiri yang memutuskan itu. Jika bukan dari hatimu sendiri yang menggerakkanmu, baliklah langkah dan pergilah pulang.
Cepatlah ubah dunia sebelum dunia mengubahmu
Sebelum rasa marah mengubahmu menjadi raksasa hijau
Sebelum rasa kecewa mengubahmu menjadi kering renta
Sebelum itu semua terjadi nyalakanlah sebanyak mungkin lilin,
Agar jika dirimu padam, telah ada nyala dari lilin-lilin lainnya.
Aku sendiri mungkin telah padam, dan dari nyalamulah akan kukenang cahayaku dulu.
https://aquinohayunta.wordpress.com/category/puisi/
0 komentar:
Posting Komentar